Selasa, 01 November 2011

Pencurian yang tak terduga


Pada hari jum’at pagi, saya tiba disekolah jam 06.15, hari itu ada pelajaran kewirausahaan, tapi belajarnya diruang bahasa Indonesia2, karena ruang kewirausahaannya hancur berantakan dengan tangan tangan jahil, akhirnya kami belajar diruang bahasa indonesia2.
sekitar jam 06.30 bel masuk berbunyi, saya dan teman teman saya masih duduk didepan ruang bahasa Indonesia2, karena gurunya belum datang. sekitar jam 07.00 gurunya baru datang, semua murid masuk kedalam kelas, daaan belajar sampai jam 08.00. bel berbunyi tandanya PD(Pengembangan Diri),  saya dan teman teman saya masih duduk diruang bahasa Indonesia2, disitu kami sibuk sendiri, ada yang sibuk mengerjakan tugas TIK, ada yang sibuk makan maichi, ada yang sibuk dengan bekalnya, ada yang sibuk dengan handphone nya, dan ada 1 orang teman saya namanya inem yang meminjam handphone saya, yah setelah itu dikembalikan lagi …
Sekitar jam 08.30, kami berpisah, Kami masuk ruang PD(pengembangan diri) masing-masing, ada yang keruang biologi, keruang TIK dan ke ruang sosio. Saya dan 3 orang teman saya yaitu (Lestari, Dila dan Ida) masuk ke ruang TIK, yaaaap diruang TIK pada sibuk sendiri-sendiri, soalnya ga belajar, sekitar pukul 09.45, saya dan 2 orang teman saya piket di ruang TIK. karena satu orang teman saya yang ikut PD Bio. sudah di masjid, dia sms saya kalau dia sudah dimasjid dan karena bel untuk istirahat sudah berbunyi dan karena piket nya sudah selesai, akhirnya saya langsung meninggalkan ruang TIK dan segera ke masjid.
Nah, tiba dimasjid saya langsung duduk dan meletakkan tas saya didepan saya, saya duduk dimasjid tepatnya didekat tiang masjid, disamping kiri saya, teman *tetapi bisa juga dikatakan sahabat, namanya inem, disamping kanan saya sahabat saya yaitu yanti, disampingnya yani dan disampingnya putri, hemmm ga lama kemudian bel untuk memulai pengajian berbunyi, yaaap kami memulainya dengan baca doa yang disusul dengan membaca surat al-fatihah. saya dan 3 orang sahabat saya yang berada disamping saya yaitu yanti, yani dan putri mengikuti pengajian dengan khusu’. Ga lama kemudian Inem meminjam pulpen ke saya, langsung saya kasih, selang waktu beberapa menit, setelah membaca al-fatihah yang terakhir, saya merasa ada getaran handphone, saya tanya kesebelah kiri saya, yaitu inem “nem .. handphone lu getar ya?, jawab inem “ ngga”, saya langsung buka tas saya dan melihat handphone saya, ternyata bukan handphone saya yang getar, saya juga bingung itu handphonenya siapa yg getar, mungkin firasat saya aja, mungkin .
Setelah itu, inem pindah duduknya, yang tadinya disamping saya jadi di depan saya, si Inem meletakkan tas nya di atas tas saya, saya bilang “ngapain lu pindah ke depan?, jawab Inem “gw pegel han, mau sender ke lu”, nah beberapa lama kemudian inem tiduran di atas tas nya, yang dibawah nya tas saya .
Brrrrrrrrr …..hujan turun, anak anak sibuk dengan sepatu nya. saya masih khusu’ membaca yasin, tidak sedikitpun meninggalkan tempat duduk saya, saya hanya menoleh kebelakang, daaan meminta tolong dengan si lestari untuk mengambilkan sepatu saya, setelah itu saya melanjutkan membaca yasin …
Baca yasin sudah selesai, niat saya mau melihat jam di handphone saya, eeh eh eh si Inem pindah ke barisan depan, lanjut ke yg tadi, pas saya buka tas saya, woooow handphone saya ga ada di dalam tas, saya langsung panic mencari handphone saya (masih mencari didalam tas), nah setelah saya mencari ga ketemu ketemu, saya langsung bilang ke yanti *disebelah kanan saya “handphone gw hilang” woow yanti langsung heboh, dia menggeledah tas saya, takutnya saya kurang teliti mencarinya, eh eh eh ternyata yanti sudah mencari cari, yah bahasa kerennya *ngubek ngubek tas saya tetap aja ga ada, yanti langsung mencari ke tasnya dan ternyata di dalam tas nya juga ga ada, daaan yanti langsung bilang ke yani dan putri kalau handphone saya hilang. woooow yani dan putri juga langsung panic, dia langsung mencari ke dalam tas nya, eeeh ternyata nihil, ga ada juga, eeh saya menyuruh yani panggil si Inem, takutnya dia yg mengambil handphone saya, si yani nanya ke inem “nem ..handphonenya hani ada di lu ga? kata inem “ga ada, demi allah deh gw ga ngambil, kalau gw yang ngambil nanti gw mati dijalan”, si yani langsung periksa tas nya inem, eh ternyata ga ada juga. *Saya diam dan berdoa didalam hati “ya allah ini di masjid, ini tempat suci kenapa ada aja yang mencuri, kalau pun itu handphone masih milik saya tolong dikembalikan, tapi kalaupun itu handphone bukan milik saya, saya ikhlas ya allah “ *saya sibuk dengan pemikiran saya, sedangkan yanti sibuk miscall ke nomer saya, ternyata nomernya masih aktif, dan teleponnya diangkat, yah suaranya seperti disekeliling masjid, yanti menelpon 3 kali tapi nihil, ga ada suara dari orang yang mengangkat handphone saya, nah si yani mecoba miscall, sedangkan saya sibuk bicara dengan sela, kali aja sela tau siapa yang mengambil handphone saya, si sela kasih saran ke saya buat ancam orang yang mengambil handphone saya itu, sarannya sela langsung saya bilang ke yanti, bilangnya dengan cara bisik bisik, saya takut nya orang yang mengambil handphone saya itu tau rencana saya itu apa. nah bukan cuma yanti aja yang sibuk sms ke nomer saya, tapi si yani dan putri juga sibuk sms ke nomer saya yang isinya mengancam agar handphone saya dikembalikan. Eeeeh ibu guru agama lewat dibarisan kami, yanti, yani dan putri bilang "kalau menemukan handphone E63 tolong dikembalikan", yaaah ibu gurunya cuman lewat sekilas aja.
Yanti, yani dan putri masih sibuk dengan mengirim sms ke nomer saya, sedangkan saya pindah ke tempat duduk di barisan belakang, tepatnya di tempatnya lestari dan ida, saya memberitahu kepada mereka kalau handphone saya hilang dan saya bilang ke ida dengan bisik bisik kalau saya curiga dengan satu orang yaitu inem, tapi saya hanya curiga saja, yah karena dimasjid saya takut dibilang suudzon.
Saya pindah lagi ke barisan depan ditempat semula. saya duduk. si yani dan inem langsung laporan ke bapak guru agama yaitu pak Is, bapak gurunya langsung memberitahukan didepan masjid dan saya dipanggil untuk maju ke depan,  eeh bapak gurunya memberi waktu 5 menit kepada orang yang mengambil handphone saya untuk mengakui nya, kalau dalam waktu 5 menit ga ada yang mau mengakuinya, terpaksa semua tas digeledah. Pak As minta nomer saya untuk di miscall, ternyata nomer saya sudah ga aktif lagi. kembali ke yang tadi, karena waktunya sudah 5 menit tapi ternyata ga ada yang mau mengaku, akhirnya dengan sangat terpaksa semua tas digeledah. segera dimulai acara penggeledahan yang diperiksa dengan bu inah dan saya hanya melihat, penggeledahannya dilakukan di pintu masjid samping kanan.
1, 2, 3 orang sudah diperiksa, dari atas sampai bawah, tapi hasilnya nihil, saya bilang ke bu inah “bu … saya curiga dengan 1 orang teman saya, karena tadi dia duduk disamping kiri saya, tapi saya takutnya suudzon bu”,  bu inah jawab “siapa orangnya?”, “inem bu”, “mana orangnya panggil kesini”, dengan berat hati saya panggil si inem dari kejauhan karena saya takut dibilang suudzon, inem segera masuk ke barisan penggeledahan. bu inah masih menggeledah orang yang ke 4 dan ke 5, dan orang yang ke 6 yaitu inem, net noooootttt ..haha giliran si inem diperiksa, pas diperiksa kantong bajunya cuma ada handphonenya dia, pas diperiksa bagian paha, woooooooooowww dia malah menghindar, bu inah bilang “kenapa menghindar?” inem jawab “ ga ada apa apaan bu”, “itu apaan?”, “iah bu iah, saya Cuma mau ngerjain hani aja”, wooooow heboh deh, ternyata dugaan saya benar. Langsung si inem disuruh mengeluarkan handphone saya dari kantong celanya, eh dia ga mau ngeluarin disitu, dia bilang nya malu, yaudah bu inah langsung menyuruh pak is untuk mengikuti inem dan menyuruh inem mengelurkan handphone saya disamping kiri masjid. Yang menyaksikan inem mengeluarkan handphone saya dari kantong inem yaitu pak is, saya dan anti. Nah handphonenya sudah dikeluarkan, pak is menanggapi handphone saya dan langsung bilang ke saya “ini handphone kamu?” dengan gemetar saya megang handphone saya dan menjawab “iah itu handphone saya pak”, langsung handphone nya dipegang sama pak is, dan pak is bilang “handphone kamu sama saya dulu yah”, saya hanya mengangguk ngangguk. Daaan saya langsung menghampiri yanti, saya langsung menganis dipunggungnya yanti, saya menangis karena bersyukur handphone saya kembali dan juga saya ga menyangka, yang mengambil handphone saya teman sendiri ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar